rangkuman kitab ta lim muta alim
Materikitab Ta'lim Muta'allim bab 8 yang membahas tentang waktu belajar, kapan saja waktu belajar yang paling utama dan bagaimana memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Read more Education Recommended. Ta'lim Muta'allim - Bab 9 - Kasih Sayang Dan Nasehat Fatkul Amri
Talim Muta'allim. Terbit 24 Juli 2021 | Oleh: redaksi | Kategori: Artikel. Adapun cara menghormati ilmu adalah tidak meletakkan kitab di dekat kakinya ketika duduk bersila, meletakkan kitab tafsir di bagian paling atas dibandingkan dengan kitab-kitab lain, tidak meletakkan sesuatu di atas kitab, tidak memakai tinta merah saat menulis
Ada13 pasal yang disebutkan olehnya dalam Ta'lîm al-Muta'allim, yaitu: Hakikat ilmu dan keutamaannya Dalam pasal ini Imam al-Zarnuji membicarakan perihal kewajiban menuntut ilmu, dan tidak semua ilmu harus dipelajari. Karena yang wajib bagi mereka adalah Ilmul hâl, seperti ilmu iman, ilmu shalat, zakat, dan semacamnya.
Berisitentang etika bagi para pelajar dan pendidik, merupakan resume dari Adab al-Mu'allim karya Syekh Muhammad bin Sahnun (w.256 H/871 M); Ta'lim al- Muta'allim fi Thariq at-Ta'allum karya Syeikh Burhanuddin al-Zarnuji (w.591 H); dan Tadzkirat al-Saml wa al-Mutakallim fi Adab al-'Alim wa al-Muta'allim karya Syeikh Ibn Jama'ah.
RingkasanKitab Ta'lim Muta'alim Adabul Alim wal Muta'allim - Ust. Adi Hidayat, Lc., M.A Bismillah Terimakasih sudah Like dan Sub channel ini.. Jual Kitab Ta'Lim Muta'Alim Para ulama salaf menaruh perhatian yang sangat besar pada masalah adab dan akhlak.. Mereka memerintahkan murid-muridnya, untuk mempelajari adab
Mann Sagt Immer Wieder Treffen Ab. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Metode adalah proses yang sistematis serta terbayang untuk memenuhi sesuatu yang diinginkan. Sedangkan, Metodologi yaitu semua pendidik, pengajar, pelatih atau pembimbing wajib mempelajari ilmu ini dan mempraktekan alur pembelajaran kepada siswa, sehingga pendidik dapat mempelajari dan menerapkan metodologi pembelajaran. Belajar adalah cara untuk mencapai kapasitas ilmu, perubahan tingkah laku atau ulasan dari pengalaman. Tata tertib adalah peraturan yang wajib ditaati oleh masyarakat sekolah. Dalam kitab Ta'lim Muta'allim karya Imam al-Janurzi, terdapat beberapa metodologi belajar dan tata tertibnya, sebagai berikut waktu belajarTerdapat sebuah ungkapan yang berbunyi "Guru kita Syaikhul Islam Burhanuddin waktu tepat memulai belajar hari rabu. Dalam hal ini beliau telah meriwayatkan sebuah hadist sebagai dasarnya, dan mata pelajaranDalam menuntut ilmu kita wajib untuk memperhatikan ilmu yang ingin kita pelajari dan memilih ilmu yang paling baik serta cocok dengan diri kita, dari segi kebutuhan untuk kedepannya. Menurut kitab Ta'lim Muta'allim, ilmu tauhid adalah ilmu yang paling utama, sehingga kita dapat mengenal sifat-sifat Allah berlandaskan dalil asli, walaupun oleh ulama terdahulu menyatakan sah bahwa orang yang beriman taklid dinyatakan, namun tetap dosa, karena menampakkan serta tidak mencari dalil sebagai penguat beberapa cara dalam memilih mata pelajaran atau ilmu pada Kitab Ta'lim Muta'allim karya Syeikh Burhanuddin Az-Zarnuji, yaitu ketika memilih ilmu, sepatutnya mengutamakan ilmu yang hukum mempelajarinya Fardu 'Ain, di sebut ilmu hal ilmu mentauhidkan Allahh SWT, ilmu cara ibadah kepada Allah SWT dan ilmu Qolbu kelompok ilmu. Ketiga ilmu di atas dapat dikenal dengan Ilmu Tauhid, Ilmu Fiqih dan Ilmu Akhlak/Qalbu. Demikian itu, ilmu yang wajib didahulukan dan yang dimaksud dalam hadits Skala prioritas pelajaranDalam menentukan skala prioritas dapat ditentukan dengan melihat kualitas dan kuantitas pelajarnya, karena keduanya saling terikat. Proses pembelajaran yang berkualitas ada pada materi, metode yang inovatif, sarana prasarana, bantuan administrasi dan sumber daya lainnya supaya terciptanya keadaan belajar yang mendukung. Sedangkan kuantitas berhubungan dengan jumlah peserta didik. Sama dengan jika kamu menghasilkan sesuatu yang berkualitas maka harus di dukung dengan kuantitasnya, dan sebaliknya. Mengenai kualitas dan kuantitas pelajar terdapat sebuah ungkapan dalam Kitab Ta'lim Muta'allim, berikut pelajar"Sebaiknya dimulai dengan pelajaran-pelajaran yang dengan mudah telah bisa di pahami. Syaikhul Islam Ustadz Syarifuddin Al-Uqaili berkata; "Menurut pribadi yang benar dalam masalah adalah seperti yang telah diterangkan oleh para guru kita. Yaitu untuk murid yang baru, mereka pilihkan kitab-kitab yang ringkas atau kecil. Sebab dengan begitu akan lebih mudah di pahami dan di hafal, serta tidak membosankan lagi pula banyak terpraktekan." pelajar"Mengenai ukuran berapa panjang yang baru saja dikaji, menurut keterangan Abu Hanifah adalah bahwasannya Syaikh Qadli Imam Umar bin Abu Bakar Az-Zanji berkata gur kami berkata "Sebaiknya bagi orang yang mulai belajar, mengambil pelajaran baru sepanjang yang kira-kira mampu dihafalkan dengan paham, setelah diajarakan dua kali berulang. Kemudian untuk setiap hari, ditambah sedikit demi sedikit sehingga setelah banyak panjang pun masih bisa menghafal dengan paham pula setelah di ulang dua kali. Demiakanlah lambat laun setapak demi setapak." catatanTerdapat ungkapan yang ada, "Sebaiknya seorang murid membuat catatan sendiri mengenai pelajaran yang sudah di pahami hafalannya, kemudian sering diulang-ulang kembali. Karena dengan cara begitu, akan bermanfaat sekali. Jangan sampai menulis apa saja yang ia sendiri tidak tahu maksudnya, karena hal ini akan menumpulkan otak dan waktupun hilang dengan sia-sia belaka."Dengan demikian, membuat catatan memiliki banyak manfaat, yaitu mengasah daya ingat, mengembangkan otak, teratur, tepat waktu, dan mencapai kesuksesan merupakan wujud permohonan manusia pada setiap waktu atau cara manusia berinteraksi dengan Tuhan-Nya. Terdapat sebuah ungkapan yang berbunyi "Hendaknya pula, dengan sungguh-sungguh memanjatkan do'a kepada Allah dan meratap serta meronta. Allah pasti mengabulkan do'a yang di mohonkan dan tidak mengabaikan orang yang mengharapkan. Sya'ir Imrak Al-Qadli Al-Khalil Asy-Syajarzi dibawakan kepada kami oleh guru kami Syaikh Qawamuddin Hammad bin Ibrahim bin Ismail As-Shaffar, sebagai berikutAbdilah Ilmu, bagaikan anda seorang abdiPelajari selalu, dengan berbuat sopan terpujiyang telah kau hafal, ulangi lagi berkali-kaliLalu tambatkan dengan temali kuat sekaliLalu catatlah, agar kau bisa mengulangi selamanya ku bisa mempelajariJikalau engkau, telah percaya tak kan lupaIlmu yang baru, sesudah itu masuki segeraMengulang-ulang, ilmu yang dulu, jangan terlalaiDan bersungguhan agar yang ini kan mereka, agar ilmumu hidup menjauh, dari siap berakal majuBila ilmu, kau sembunyikan jadi emmbekukamu akan kenal, jadi si tolol yang bodoh dunguApi neraka kan membelenggumu nanti kiamatSiksa yang pedihpun menimpamu munadharoh, dan mutharohahDalam kitab Ta'lim Muta'allim di jelaskan bahwa, sebagai pelajar kita wajib melakukan Mudzakaroh yiatu majelis saling mengingatkan, Munadharoh yaitu majelis saling mengadu pandangan, dan Mutharohah yaitu diskusi atau musyawarah. Hal ini dilakukan atas dasar keinsyafan, kalem, dan penghayatan serta menghilangkan hal yang beresiko Muhammad bin Yahya mengajukan suatu kegagalan, maka beliau sendiri belum menemukan pemecahannya, ia mengatakan "Pertanyaan anda saya catat dahulu untuk kucari pemecahaannya. Dikatakan "Sesaat mutharohah dilakukan, lebih bagus mengulang pelajaran sebulan." Sudah tentu harus dilakukan dengan orang insaf dan bertabiat mudzakaroh bersama orang yang hanya mencari kemanangan dalam berbicara atau bertabiat tidak jujur, suka merampas, akhlak. Syi'ir yang diberikan oleh Khalil bin Ahmad, telah banyak membawa ilmuTerdapat sebuah ungkapan yang berbunyi "Pelajaran hendaknya membiasakan diri sepanjang waktu untuk mengangan-angan dan memikirkan. Melihat kenyataan tersebut, kita mengetahui bahwa menuntut ilmu dan fiqh dapat pula dilakukan bersama-sama dengan bekerja mencari uang. Abu Hafsh Al-Kabir sendiri bekerja sambil mengulang-ulang pelajarannnya sendiri. Dengan demikian, seorang pelajar harus mencarikan nafkah keluarga dan setengah tanggungannya, sekiranya ditengah-tengah keasyikan itu mempelajari sendiri pelajarannya dengan semangat dan segiat dalam belajarBiaya dalam belajar atau pembiayaan pendidikan merupakan materi yang relevan dan tidak dapat terhambat dalam pengelolaan proses pembelajaran di sekolah. Dalam Kitab Ta'lim Muta'allim terdapat sebuah ungkapan yang berbunyi "Orang kaya jangan kikir, dan hendaklah mohon perlindungan kepada Allah agar tidak kikir. Nabi saw bersabda "Manakah penyakit yang lebih keras daripada kikir? Bapaknya Syaikhul Imam Agung Syamsul Aimmah Al-Halwaniy adalah seorang fakir penjual kue halwak. Bapak ini menghadiahkan beberapa biji tersebut kepada fuqaha, dan katanya "Kumohon tuan mendo'akan putraku." Demikianlah, sehingga atas berkah dermawan, I'tikad baik, suka rela dan merontanya itu, sang putra mendapat kesuksesan cita-citanya. Dengan harta yang dimiliki, hendaklah suka membeli kitab dan mengaji menulis jika diperlukan. Demikian itu akan lebih memudahkan belajar dan bertafaqquh. Muhammad Ibnul Hasan adalah seorang yang hartawan besar yang mempunyai 300 orang pegawai yang mengurusi kekayaannya, toh suka membelanjakan sekalian kekayaannya demi ilmu, sehingga pakaiannya sendiripun tiada yang bagus. Dalam pada itu, Abu Yusuf menghaturkan sepotong pakaian yang masih bagus untuknya, namun tidak berkenan menerimanya dan malah ujarnya Untukmulah harta dunia, dan untukku harta akherat saja. "Yang demikian itu sekalipun menerima hadiah sendiri hukumnya sunnah, barangkali memandangnya dapat mencemarkan dirinya. Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda "Orang yang mencemarkan dirinya sendiri, tidaklah termasuk ke dalam golongan kaum muslimin." Suatu hikayat, bahwa fakrul Islam Al-Arsyabandiy makan kulit-kulit semangka yang dibuang orang, dimana ia kumpulkan sendiri dari tempat-tempat yang sepi. Pada suatu ketika ada seorang jariyah yang mengetahuinya, lalu melaporkan hal itu kepada tuannya. Maka setelah disediakan jamuan makan, Fakhrul Islam pun dimohon kehadirannya. Namun demi menjaga dirinya agar tidak tercemar, beliau tidak berkenan menghadiri jamuan ungkapan terimakasih atas perasaan damai, bahagia, aman, dan lain sebagainya. Dalam Kitab Ta'lim Muta'allim terdapat sebuah ungkapan "Demikianlah, pelajar harus menyatakan syukurnya dengan lisan, hati, badan dan juga hartanya. Memohon hidayahnya dengan berdo'a dan meronta, karena hanya Dialah yang memberikan hidayah kepada siapa saja yang Haq yaitu Ahli Sunah Wal Jama'ah selalu mencari kebenaran dari Allah yang maha benar, petunjuk, penerang yang memelihara, Maka Allah pun menganugerahi mereka hidayah dan membimbing dari jalan yang sesat. Lain halnya dengan ahli sesat, dimana ia membanggakan pendapat dan akal sendiri, mereka mencari kebenaran berdasar akal semata, yaitu suatu makhluk yang Saw bersabda "Barangsiapa mengetahui dirinya sendiri, maka dia mengetahui Tuhannya. "Artinya, siapa tahu kelemahan dirinya, maka akan tahulah kebesaran kekuasaan Allah. Karena orang itu jangan berpegang dengan diri dan akal sendiri, tapi haruslah bertawakal kepada Allah, dan kepadaNya pula ia mencari kebenaran. Barang siapa bertawakal kepada Allah, maka akan dicukupinya dan di bimbing ke jalan yang lurus." dan Tama'Loba dan Tama' atau rakus sangat terkait dengan kesukaan orang terhadap harta. Kesukaan harta telah merancang orang menjadi sibuk tidak ada habisnya memburu dan menimbun harta, sehingga yang ada dalam benaknya hanyalah harta. Dalam Kitab Ta'lim Muta'allim terdapat sebuah ungkapan "Demikianlah, sehingga para pelajar jangan sampai tama' mengharapkan harta orang lain. Ia hendaknya memiliki Himmah yang luhur. Nabi saw bersabda "Hindarilah tama' karena dengan tama' berarti kemiskinan telah menjadi". Tapi tuan juga jangan kikir, sukalah membelanjakan hartanya untuk keperluan diri sendiri dan kepentingan orang lain." Ta'alaArti dari Lillahi Ta'ala adalah karena Allah Ta'ala disebut juga dengan ikhlas yaitu melakukan segala sesuatu hanya karena mengharapkan ridho siapa takut kepada makhluk lalu mendurhakai Allah, maka telah takut kepada selain Allah. tetapi sebaliknya jika ia telah takut kepada makhluk tetapi telah taat kepada Allah dan berjalan pada batas syareat, maka tidak akan bisa dianggap takut kepada selain Allah. Ia masih dinilai takut kepada Allah. Begitu pula dalam masalah harapan kemampuan diriKemampuan diri atau potensi diri yang dimiliki seseorang yang belum tercapai atau telah tercapai, namun belum terlihat secara maksimal Dalam Kitab Ta'lim Muta'allim terdapat sebuah ungkapan yang berbunyi "Hendaknya yang lebih efisien dan efektif untuk menghafalkan pelajaran menghafalMetode menghafal adalah suatu cara yang dipakai oleh para guru dengan mengajak para siswanya akan menghafalkan suatu kata atau Kitab Ta'lim Muta'allim terdapat sebuah ungkapan yang berbunyi "Hendaknya yang lebih efisien dan efektif untuk menghafalkan pelajaran 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Terjemah Kitab Ta'lim Muta'alim Doc. Download dengan tombol di bawah. Ilmu adalah sangat penting karena ia sebagai sarana Kitab Tanbihul Muta'allim Pdf Download Terjemah Kitab PDF from terdiri dari tiga belas pasal Download kitab ta’limul muta’alim word dan pdf. Ilmu adalah sangat penting karena ia sebagai sarana Kitab Ta’lim Muta’alim Menuntut Ilmu Wajib Bagi Setiap Orang Tanpa Ada Batasan Waktu, Baik Itu Ilmu Agama Maupun Ilmu terjemah kitab ta'limul muta'alim terjemah kitab ta'lim muta'alim. Kamu dan kaf khitab mu ia juga jangan memanggil dengan namanya. Ilmu agama merupakan akar dari berbagai macam Yang Mempelajari Akhlak Menuntut ingin memiliki kitab makna pesantren lainnya, dalam bentuk pdf, anda bisa kunjungi toko فصل فى النية فى حال التعلم fasal tentang niat dalam mencari ilmu. Download dengan tombol di Kitab Ta Lim Muta daftar isi adabul alim wal muta allim. Itu tadi buku ta’limul muta’alim yang versi terjemahan bahasa indonesia, selanjutnya silahkan download yang versi tulisan bahasa arab. Semoga aplikasi ini bermanfaat bagi kita Opernah Diketahui Secara Pasti Kitab Ta'lim Muta'allim Ini Masuk Ke Negeri muta’allim “تعليم المتعلّم” judul Kitab ta’lim muta’alim dan terjemah. Andai kita gambarkan ilmu itu seperti sebuah bangunan rumah, maka ilmu Busana Muslim Doa Dan Wirid Hikmah Internasional Khutbah Konsultasi Syariah Kumpulan Kitab Lirik Nu Ramadhan Terjemah Tips Blogger Tokoh bagi anda yang ingin mendapatkan dan mempelajari kitab ini, berikut ini kami bagikan dua versi sekaligus, yang dapat anda download secara gratis Bab 1 babul awalawal, dalam bab ini menguraikan tentang keutamaan mempelajari dan mengajarkan ilmu serta keutamaan sebuah ilmu dan seorang ulama. Kitab ini saya beri nama ta’limul muta’alim thariqatta’allum. kitab mutaalim talim terjemah
Mengenal Kitab Ta’lim Al-Muta’alimPndok Pesantren adalah sarana para pelajar khususnya santri untuk menimba ilmu pengetahuan secara ini terlihat dari padatnya jadwal pengajian serta banyak ragam kitab yang dipelajari. Namun, dalam tradisi pensantren, ada yang lebih penting dari ilmu pengetahuan, yaitu adab atau etika. Termasuk adab dalam mencari para santri, akhlak etika atau adab lebih tinggi derajatnya daripada ilmu. Setidaknya sopan santun lebih berharga daripada banyaknya ilmu. Hal ini serupa dengan yang ddisampaikan oleh Imam Ibnu al-Mubarakنَحْـنُ إِلَى قَلِيْــلٍ مِــنَ اْلأَدبِ أَحْوَجُ مِنَّا إِلى كَثِيْرٍ مِنَ اْلعلْمِ“Kita lebih membutuhkan adab walaupun sedikit dibanding ilmu walaupun banyak” Syekh Syatha Dimyathi al-Bakri, Kifâyah al-Atqiyâ wa Minhâj al-AshfiyâDalam menggembleng akhlak para santri, pondok pesantren memasukkan pelajaran tentang adab dan tata cara menuntut ilmu ke dalam ini agar para santri memahami akhlak yang baik dan tata cara menuntut ilmu yang benar supaya tercapai yaitu mendapat ilmu yang manfaat dan mengenal kitab ta’lim ini ada banyak sekali beragam kitab yang ddigunakan dalam pembelajaran akhlak pada pondok pesantren, antara lain al-Akhlâq lil Banîn karya Syaikh Umar bin Ahmad Baraja, Adabul Alim wal Mutaallim karya Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy’ari, Bidâyatul Hidayah karya Imam al-Ghazali, dan yang sangat masyhur setiap pondok pesantren yaitu kitab Ta’lim al-Muta’allim Thariq at-Ta’allum karya Imam Juga Artikel Kami Tentang 8 Kitab Dasar Yang Banyak Dikaji di PesantrenTentang Penyusun KitabKitab Ta’limul Muta’alim merupakan salah satu kitab yang membahas tuntunan belajar. untuk mengenal kitab ta’lim ini kurang rasanya kalau belum mengenal siapa penyusunya,Nama lengkap penyusunnya adalah Syekh Burhanyddin Al- Azarnuji al-Hanafi. Kata Al-Azarnuji dinisbatkan kepada salah satu kota terkenal dekat sungai Oxus, penisbatannya kepada al-Hanafi ujung namanya dapat kita ketahui bahwa beliau bermazhab Hanafi. Mengenai tahun kelahirannya para ulama tarikh masih berbeda pendapat, begitupun dengan tahun menyebutkan Imam al-Zarnûji wafat pada 591 H, namun ada juga yang menyebutkan wafat pada 640 H Syekh Al- Azarnuji, Ta’lim Al-Muta’alim Thariqu Ta’alum.Imam Al-Zarnuji berguru kepada beberapa ulama besar pada masanya, antara lain adalah Ruknul Islam Muhammad bin Abi Bakr 573 H, Hammad bin Ibrahim,Fakhruddin Al-Kasyani, Fakhruddin Qadhi Khan Al-Awz Jundi, dan Ruknuddin Al-Farghani. Para alim ulama tersebut adalah ahli fiqih sekaligus hal inilah yang menyebabkan banyaknya nasihat yang dikutip oleh Imam al-Zarnuji berasal dari ulama Hanafiyah, dan banyaknya syair dalam kitab Belakang Peyusunan KitabLatar belakan penyusunan kitab ini Sebagaimana yang beliau tuliskan dalam kitabوبعد…فلما رأيت كثيرا من طلاب العلم فى زماننا يجدون إلى العلم ولايصلون [ومن منافعه وثمراته ـ وهى العمل به والنشر ـ يحرمون] لما أنهم أخطأوا طريقه وتركوا شرائطه، وكل من أخطأ الطريق ضل، ولاينال المقصود قل أو جل، فأردت وأحببت أن أبين لهم طريق التعلم على ما رأيت فى الكتب وسمعت من أساتيذى أولى العلم والحكم، رجاء الدعاء لى من الراغبين فيه، المخلصين، بالفوز والخلاص فى يوم الدين، بعد ما استخرت الله تعالى فيه،Kalau saya memperhatikan para pelajar santri, sebenarnya mereka telah bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu, tapi banyak dari mereka tidak mendapat manfaat dari ilmunya, yakni berupa pengalaman dari ilmu tersebut dan itu terjadi karena cara mereka menuntut ilmu salah, dan syarat-syaratnya mereka tinggalkan. karena, barangsiapa salah jalan, tentu tersesat tidak dapat mencapai karena itu saya ingin menjelaskan kepada santri cara mencari ilmu, menurut kitab-kitab yang saya baca dan menurut nasihat para guru saya yang ahli ilmu dan harapan semoga orang-orang yang tulus ikhlas mendo’akan saya sehingga saya mendapatkan keuntungan dan keselamatan di akherat. Begitu do’a saya dalam istikharah ketika akan menulis kitab Juga Artikel Kami Tentang Kitab Kuning dan Perannya di Dunia PesantrenFasal Dalam Kitab Ta’limul Muta’alimUntuk lebih mengenal kitab ta’lim ini Syekh Al-Zarnuji menjelaskan metode belajar dalam kitabnya ada 13 pasal yaitu 1. Hakekat ilmu, hukum mencari ilmu, dan keutamaannyaDalam pasal ini Imam al- Zarnuji membicarakan Mengenai kewajiban menuntut ilmu, serta tidak seluruh ilmu wajib yang harus untuk mereka merupakan Ilmul perihal, semacam ilmu iman, ilmu shalat, zakat, serta itu beliau mengatakan keutamaan- keutamaan menuntut ilmu, di antara lain analogi Imam al- Zarnuji hendak keutamaan Nabi Adam AS dibandingkan para malaikat merupakan sebab ilmu yang al- Zarnuji pula menarangkan kalau hukum menuntut ilmu terdapat fardlu ain, salah satunya merupakan ilmu wudhu serta fardlu kifayah, semacam ilmu metode menguburkan haram, semacam menekuni ilmu ramalan bersumber pada jawâz boleh, semacam menekuni ilmu Niat dalam mencari ilmuImam Zarnuji mengatakan, kalau seseorang pelajar wajib mempunyai niat ketika menuntut ilmu. Sebagai landasan ialah sabda Nabi tentang niat,“ innamal a’ mâlu binniyyat”,”Sesungguhnya amal seorang bergantung pada niatnya.” Terdapat sebagian niat yang diajarkan Imam al- Zarnuji kala menuntut mencari ridha Allah menghilangkan kebodohan sendiri serta orang menghidupkan agama serta mendirikan mensyukuri nikmat ide serta kesehatan tubuh. Dalam pasal ini Imam al- Zarnuji pula berikan peringatan biar seseorang pelajar tidak mencari dengan iktikad mencari pengaruh biar orang- orang berpaling juga mencari peran dari penguasa, kecuai bila ilmu tersebut untuk menyeru pada kebaikan serta mecegah kemungkaran pada Cara memilih ilmu, guru, teman, dan ketekunanDalam pasal ini Imam al- Zarnuji berikan anjuran untuk para pelajar untuk memilah ilmu, guru, serta untuk seseorang pelajar mendahulukan ilmu yang dibutuhkannya pada saat ini dalam urusan agama ilmul hal, baru setelah itu menekuni ilmu yang bermanfaat menurutnya pada masa yang akan Imam Zarnuji menganjurkan supaya mencari guru yang lebih pandai serta lebih sepuh darinya, serta memilah sahabat yang tekun, wara’, baik tabiatnya, serta Cara menghormati ilmu dan guruImam al-Zarnuji menjelaskan bahwa seorang pelajar santri tidak akan mendapat ilmu melainkan ia menghormati ilmu dan pemiliknya, yaitu menyebut adab apa saja yang harus seorang pelajar taati, antaralain ialah tidak duduk di tempat duduk gurunya, tidak memulai percakapan dengan guru kecuali atas izinnya, tidak banyak berbicara dsisi gurunya, dan Kesungguhan dalam mencari ilmu, beristiqamah dan cita-cita yang luhurSungguh-sungguh, tekun, dan semangat Imam Al-Zarnuji memandang ilmu adalah sebagai tujuan yang agung, ia harus mencapai dengan kesungguhan, ketekunan dan semangat yang tidak bergantung pada pelajar saja, namun guru dan orangtua pun harus bersungguh menyiapkan pendidikan banyak memberi saran agar ilmu itu kuat melekat pada seorang pelajar. Antaralain dengan mengulang pelajaran pada setiap permulaan dan akhir Ukuran dan urutannyaimam Al-Zarnuji banyak menyinggung soal urutan tingkat pelajaran yang mesti diajarkan guru kepada murid, dari dasar hingga kemudian kepada tingkat yang lebih itu, Imam al-Zarnuji juga menyatakan bahwa merupakan suatu keharusan bagi pelajar untuk saling menggelar kegiatan seperti mudzakarah, munadharah, dan Al-Zarnuji mengingatkan kepada pelajar untuk senantiasa bersyukur atas karunia Allah SWT yang dianugerahkan kepada mereka berupa kemampuan untuk menuntut TawakalTentunya setelah usaha-usaha, seorag pelajar harus berserah kepada Allah SWT. Imam Al-Zarnuji menyarankan para pelajar untuk tidak perlu merasa sulit dan menyibukkan hati dalam masalah ini senada dengan hadis Nabi SAW, “Barangsiapa yang mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjamin rezekinya.”8. Waktu belajar ilmuMasa Produktif mencari ilmu adalah seumur hidup, sejak dilahirkan hingga masuk ke liang lahat. Menurut Imam Al-Zarnuji, waktu terbaik untuk mencari ilmu ialah pada saat masih muda. Jika seorang pelajar merasa jenuh terhadap satu disiplin ilmu, ia dapat beralih pada disiplin ilmu yang Saling mengasihi dan saling menasehatiIlmu dan akhlak adalah dua hal yang tidak dapat ddipisahkan, Seorang pelajar hendaknya memiliki rasa kasih sayang, bersedia memberi nasihat dan tidak iri pelajar juga seharusnya menghindari permusuhan dengan orang lain, karena dapat menyia-nyiakan waktu. Beliau juga menyarankan agar mereka selalu berfikir positif, tidak berburuk sangka kepada orang Mencari tambahan ilmu pengetahuanImam Al-Zarnuji memakai metode praktis untuk menambah pengetahuan setiap hari. Antaralain ialah dengan mempersiapkan alat tulis setiap saat, tidak menyia-nyiakan waktu, bergaul dengan guru dan tamak kepada ilmu, fokus ketika saat pelajaran, dan taat kepada pasal ini memberi kepada para pelajar untuk menjauhi rasa kenyang, banyak tidur, banyak membicarakan sesuatu yang tidak bermanfaat, menghindari makanan dari pasar bila memungkinkan, menggunjing, bergaul dengan orang yang jelek hendaknya mereka bergaul bersama orang-orang sholeh, duduk menghadap kiblat, mengamalkan sunnah -sunnah Rasul, dan memperbanyak Hal-hal yang dapat menguatkan hapalan dan yang melemahkannyaMenghafal termasuk ke dalam metode belajar dalam berbagai lembaga pendidikan. Imam Al-Zarnuji menyebutkan bahwa hal yang banyak membantu hafalan adalah kesungguhan, tekun, sedikit makan, dan shalat pada sepertiga malam hari, membaca Al-Qur’ hal-hal yang dapat menyebabkan lupa antaralain adalah banyak berbuat maksiat, banyak melakukan dosa, gelisah, khawatir, dan sibuk dengan urusan Hal-hal yang mempermudah datangnya rijki, hal-hal yang dapat memperpanjang, dan mengurangi pasal ini Imam Al-Zarnuji mengingatkan bahwa seorang pelajar harus mengetahui apa saja yang menambah rezeki dan apa saja yang menambah panjang usia dan masa belajarnya dapat terselesaikan dengan baik Imam Al-Zarnuji mengatakan bahwa perbuatan dosa dan dusta dapat menjadi penghalang datangnya itu, Beliau juga menyatakan bahwa tidur pada waktu Subuh termasuk penghalang rezeki, banyak tidur menyebabkan fakir, termasuk fakir dalam bangun pada waktu pagi dapat mendatangkan segala kemudahan dan dapat mendatangkan Imam al- Zarnuji ini sudah banyak orang yang tahu baik di Timur ataupun di Barat. Banyak para ulama yang menyanjung kitab Ta’ lîm al- Muta’ allim, antaralain merupakan al- Allamah al- Kinawi a- berkata,“ Saya sudah membaca kitab ini berulang- ulang, ia merupakan kitab yang ringkas, mempunyai banyak khasiat, berharga serta berfaedah. Imam al- Zarnuji, Ta’ lîm al- Muta’ alim, Beirut halaman40Ta’ lîm al- Muta’ allim sangat sesuai sekali dipelajari oleh santri, apalagi orang yang baru mengenal kitab ta’lim ini mengapa demikian, bahasa dalam kitab ini cukup rumit untuk pelajar pendatang baru, terlebih syair- syair di santri baru hendak memakai kitab Taysirul Kholaq ataupun al- Akhlak lil banin saat sebelum menekuni kitab ini.
Pesantren merupakan sarana para pelajar menimba ilmu pengetahuan secara intensif. Hal ini tampak dari padatnya jadwal pengajian serta ragam kitab yang dipelajari. Namun, dalam tradisi pensantren, ada yang lebih urgen ketimbang ilmu pengetahuan, yakni adab atau etika. Termasuk etika dalam mencari ilmu itu sendiri. Bagi para santri, akhlak lebih tinggi derajatnya daripada ilmu. Sedikitnya sopan santun lebih berharga daripada banyaknya ilmu. Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Imam Ibnu al-Mubarak نَحْـنُ إِلَى قَلِيْــلٍ مِــنَ اْلأَدَبِ أَحْوَجُ مِنَّا إِلَى كَثِيْرٍ مِنَ اْلعِلْمِ “Kita lebih membutuhkan adab meskipun sedikit dibanding ilmu meskipun banyak” Syekh Syatha Dimyathi al-Bakri, Kifâyah al-Atqiyâ wa Minhâj al-Ashfiyâ, Dar el-Kutub al-Ilmiyah, h. 262. Dalam menggembleng akhlak santri, pesantren memasukkan pelajaran tentang etika dan tata cara menuntut ilmu ke dalam kurikulumnya. Hal ini dilakukan supaya para santri memahami akhlak yang terpuji dan tata cara menuntut ilmu yang benar, supaya ilmu mereka bermanfaat saat mengabdi di masyarakat. Ada beragam kitab yang digunakan dalam pembelajaran akhlak di pesantren. Beberapa yang bisa disebut antara lain al-Akhlâq lil Banîn karya Syekh Umar bin Ahmad Baraja, Adabul Âlim wal Mutaallim karya Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy’ari, Bidâyatul Hidâyah karya Imam al-Ghazali, dan yang sangat terkenal di setiap pesantren yaitu kitab Ta’lîm al-Muta’allim Tharîq at-Ta’allum karya Imam al-Zarnûji. Kitab Ta’lîm al-Muta’allim Tharîq at-Ta’allum merupakan salah satu kitab yang menghimpun tuntunan belajar. Nama lengkap penyusunnya adalah Burhânuddîn Ibrâhim al-Zarnûji al-Hanafi. Kata al-Zarnûj dinisbatkan kepada salah satu kota terkenal dekat sungai Oxus, Turki. Dari penisbatannya kepada al-Hanafi di ujung namanya dapat diketahui bahwa beliau bermazhab Hanafi. Mengenai tahun kelahirannya para ulama tarikh masih berbeda pendapat, begitupun dengan tahun wafatnya. Sebagian menyebutkan Imam al-Zarnûji wafat pada 591 H, namun ada juga yang menyebutkan wafat pada 640 H Imam al-Zarnûji, Ta’lîm al-Muta’allim Tharîq at-Ta’allum, Beirut al-Maktab al-Islami, cetakan pertama, 1981, halaman 18. Imam al-Zarnûji berguru kepada beberapa ulama besar pada masanya, di antaranya adalah Ruknul Islam Muhammad bin Abi Bakr 573 H, Hammad bin Ibrahim, Fakhruddin al-Kâsyâni, Fakhruddin Qâdhi Khan al-Awz Jundi, dan Ruknuddin al-Farghâni. Para ulama tersebut adalah ahli fiqih sekaligus sastra. Mungkin faktor inilah yang menyebabkan banyaknya nasihat yang dikutip oleh Imam al-Zarnûji berasal dari ulama Hanafiyah, dan banyaknya syair di dalam kitab ini. Latar belakang penulisan kitab ini adalah adalah sebagaimana yang beliau tuturkan sendiri dalam mukaddimah kitabnya فلما رأيت كثيرا من طلاب العلم فى زماننا يجدون إلى العلم ولايصلون ومن منافعه وثمراته ـ وهى العمل به والنشر ـ يحرمون لما أنهم أخطأوا طريقه وتركوا شرائطه، وكل من أخطأ الطريق ضل، ولاينال المقصود قل أو جل، فأردت وأحببت أن أبين لهم طريق التعلم على ما رأيت فى الكتب وسمعت من أساتيذى أولى العلم والحكم Tatkala aku melihat banyak dari para penuntut ilmu pada masa kita bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, namun tidak dapat mencapai hasilnya. Di antara manfaat dan buah ilmu adalah mengamalkan ilmu dan menyebarkannya. Mereka terhalang dari ilmu sebab kesalahan dalam metode mencari ilmu, dan mereka meninggalkan syarat-syaratnya. Sedangkan setiap orang yang salah jalan maka akan tersesat, dan tidak mendapat sesuatu yang ia inginkan sedikit ataupun banyak. Maka aku ingin menjelaskan kepada mereka tata cara belajar berdasarkan yang telah aku lihat dan dengar dari guru-guruku yang memiliki ilmu dan hikmah. Imam al-Zarnûji, Ta’lîm al-Muta’allim Tharîq at-Ta’allum,halaman 57 Imam al-Zarnuji menjelaskan metode belajar dalam kitabnya. Ada 13 pasal yang disebutkan olehnya dalam Ta’lîm al-Muta’allim, yaitu Hakikat ilmu dan keutamaannya Dalam pasal ini Imam al-Zarnuji membicarakan perihal kewajiban menuntut ilmu, dan tidak semua ilmu harus dipelajari. Karena yang wajib bagi mereka adalah Ilmul hâl, seperti ilmu iman, ilmu shalat, zakat, dan semacamnya. Setelah itu beliau menyebutkan keutamaan-keutamaan menuntut ilmu, di antaranya analogi Imam al-Zarnuji akan keutamaan Nabi Adam AS dibanding para malaikat adalah karena ilmu yang dimilikinya. Imam al-Zarnuji juga menjelaskan bahwa hukum menuntut ilmu ada 4. Pertama, fardluain, salah satunya adalah ilmu wudhu dan shalat. Kedua, fardlu kifayah, seperti ilmu cara menguburkan jenazah. Ketiga, haram, seperti mempelajari ilmu ramalan berdasarkan perbintangan. Keempat, jawâz boleh, seperti mempelajari ilmu kedokteran. Niat ketika belajar Imam Zarnuji menyebutkan, bahwa seorang pelajar harus memiliki niat saat menuntut ilmu. Landasan yang digunakan beliau yaitu sabda Nabi tentang niat, “innamal a’mâlu binniyyât”, “Sesungguhnya amal seseorang tergantung pada niatnya.” Ada beberapa niat yang dianjurkan Imam al-Zarnuji ketika menuntut ilmu. Pertama, mencari ridha Allah SWT. Kedua, menghilangkan kebodohan dirinya dan orang lain. Ketiga, menghidupkan agama dan mendirikan Islam. Keempat, mensyukuri nikmat akal dan kesehatan badan. Dalam pasal ini Imam al-Zarnuji juga memberi peringatan supaya seorang pelajar tidak mencari dengan maksud mencari pengaruh supaya orang-orang berpaling kepadanya, begitu juga mencari kedudukan di sisi penguasa, kecuai jika ilmu tersebut digunakan untuk menyeru kebaikan dan mecegah kemungkaran di tengah pemereintah. Memilih ilmu, guru, dan teman, serta keteguhan dalam menuntut ilmu Dalam pasal ini Imam al-Zarnuji memberi saran bagi para pelajar untuk memilih ilmu, guru, dan teman. Hendaknya bagi seorang pelajar mendahulukan ilmu yang dibutuhkannya sekarang dalam urusan agama ilmul hal, baru kemudian mempelajari ilmu yang berguna baginya pada masa yang akan datang. Dan Imam Zarnuji menyarankan agar mencari guru yang lebih pandai dan lebih sepuhdari dirinya, dan memilih teman yang tekun, wara’, baik tabiatnya, dan tanggap. Menghormati ilmu dan ahlinya Di sini Imam al-Zarnuji menjelaskan bahwa seorang pelajar tidak akan mendapat ilmu melainkan ia menghormati ilmu dan pemiliknya, yaitu gurunya. Beliau menyebut etika apa saja yang harus dilakukan seorang pelajar, di antaranya adalah tidak duduk di tempat duduk gurunya, tidak memulai percakapan dengan guru kecuali atas izinnya, tidak banyak berbicara di sisi gurunya, dan lain-lain. Sungguh-sungguh, tekun, dan semangat Imam al-Zarnuji memandang ilmu adalah tujuan yang agung, ia harus dicapai dengan kesungguhan, ketekunan dan semangat yang tinggi. Kesungguhan tidak hanya bergantung pada pelajar saja, namun guru dan orangtua pun harus bersungguh menyiapkan pendidikan anaknya. Beliau banyak memberi saran supaya ilmu itu kuat melekat pada diri seorang antaranya dengan mengulang pelajaran pada setiap permulaan dan akhir malam. Tahap awal, ukuran, dan urutannya Di sini imam al-Zarnuji banyak menyinggung soal urutan tingkat pelajaran yang mesti diajarkan guru kepada murid, dari dasar baru kemudian kepada tingkat yang lebih tinggiSelain itu, Imam al-Zarnuji juga menyatakan bahwa merupakan suatu keharusan bagi pelajar untuk saling menggelar kegiatan seperti mudzâkarah, munâdharah, dan almuthârahah. Imam al-Zarnuji juga mengingatkan kepada pelajar untuk senantiasa bersyukur atas karunia yang dianugerahkan kepada mereka berupa kemampuan untuk menuntut ilmu. Tawakal kepada Allah Tentunya setelah usaha-usaha diatas, seorag pelajar hars berserah diri kepada Allah SWT. Imam al-Zarnuji menganjurkan para pelajar untuk tidak perlu merasa sulit dan menyibukkan hati dalam masalah rezeki. Hal ini senada dengan hadis Nabi SAW, “Barangsiapa yang mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjamin rezekinya.” Masa produktif Masa mencari ilmu ada seumur hidup, sejak dilahirkan hingga masuk ke liang lahat. Menurut Imam al-Zarnuji, waktu terbaik untuk mencari ilmu adalah saat masih muda. Jika seorang pelajar merasa jenuh terhadap satu disiplin ilmu, ia dapat beralih pada disiplin ilmu yang lain. Kasih sayang dan nasihat Ilmu dan akhlak adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Seorang pelajar hendaknya memiliki rasa kasih sayang, bersedia memberi nasihat dan tidak iri hati. Seorang pelajar juga seharusnya menghindari permusuhan dengan orang lain, karena dapat menyia-nyiakan waktu. Beliau juga menyarankan agar mereka selalu positif thinking, tidak berburu sangka kepada orang lain. Mengambil faedah pelajaran Imam al-Zarnuji meletakan metode praktis untuk menambah pengetahuan, di antaranya ialah dengan mempersiapkan alat tulis setiap saat, tidak menyia-nyiakan waktu, bergaul dengan guru dan tamak kepada ilmu, fokus ketika pelajaran, dan taat kepada seorang guru. Bersikap wara’ ketika belajar Imam al-Zarnuji dalam pasal ini memberi wejangan kepada para pelajar untuk menjauhi rasa kenyang, banyak tidur, banyak membicarakan sesuatu yang tidak bermanfaat, menghindari makanan dari pasar bila memungkinkan, menggunjing, bergaul dengan orang yang rusak akhlaknya. Dan hendaknya mereka bergaul bersama orang-orang sholeh, duduk menghadap kiblat, mengamalkan sunnah -sunnah Rasul, memperbanyak sholawat. Penyebab hafal dan lupa Menghafal termasuk ke dalam metode belajar di berbagai lembaga pendidikan. Imam Zarnuji menyebutkan bahwa hal yang banyak membantu hafalan ialah kesungguhan, tekun, sedikit makan, dan shalat di malam hari, membaca Al-Qur’an. Seadngkan hal-hal yang dapat menyebabkan lupa di antaranya adalah banyak berbuat maksiat, banyak melakukan dosa, gelisah, khawatir, dan sibuk dengan urusan dunia. Sesuatu yang mendatangkan dan menjauhkan rezeki, serta menambah dan memperpendek umur. Dalam pasal ini Imam al-Zarnuji mengingatkan bahwa seorang pelajar harus mengetahui apa saja yang menambah rezeki dan apa saja yang menambah panjang usia dan kesehatan, supayamasa belajarnya dapat diselesaikan dengan baik. Imam al-Zarnuji menyebutkan bahwa perbuatan dosa dan dusta dapat menjadi penghalang datangnya itu, Beliau juga menyatakan bahwa tidur pada waktu Subuh termasuk penghalang rezeki, banyak tidur menyebabkan fakir, termasuk fakir dalam ilmu. Sedangkan bangun di waktu pagi dapat mendatangkan segala kemudahan dan dapat mendatangkan rezeki. Dalam memperkuat pendapatnya, Imam al-Zarnuji terkadang menggunakan hadis dan syair-syair. Banyak sekali syair dalam kitab Ta’lîm al-Muta’allim, hingga ada yang menghimpunnya dalam kitab khusus, yaitu syair Alala. Salah satu bait yang terkenal dalam kitab ini adalah Syair Muhammad bin al-Hasan تعلم فإن العلم زين لأهله وفضل وعنوان لكل المحامد وكن مستفيدا كل يوم زيادة من العلم واسبح في بحور الفوئد Belajarlah, karena ilmu adalah perhiasan bagi pemiliknya, juga keutamaan dan tanda bagi setiap sesuatu yang dirimu dapat mengambil faedah dari ilmu setiap harinya, dan berenanglah engkau dalam lautan kemanfatan Imam al-Zarnuji, Ta’lîm al-Muta’alim, Beiruthalaman 61 Karya Imam al-Zarnuji ini telah dikenal banyak orang baik di Timur maupun di Barat. Banyak para ulama yang memuji kitab Ta’lîm al-Muta’allim, di antaraya adalah al-Allamah al-Kinawi a-Hindi. Beliau mengatakan, “Aku telah membaca kitab ini berulang-ulang, dia adalah kitab yang ringkas, memiliki banyak manfaat, berharga dan berfaedah. Imam al-Zarnuji, Ta’lîm al-Muta’alim, Beiruthalaman40 Ta’lîm al-Muta’allim sangat cocok sekali dipelajari oleh santri, kendati demikian, bahasa dalam kitab ini lumayan rumit bagi pelajar pemula, terlebih syair-syair di dalamnya. Terkadang santri baru akan menggunakan kitab Taysîr al-Khalâq atau al-Akhlâq lil Banîn sebelum mempelajari kitab ini. Amien Nurhakim, Mahasantri Pesantren Luhur Ilmu Hadis Darus-Sunnah
The background of this reseach is about the teachers and student " s behaviour understanding and implementating toward the kitab which written by Teungku Muhammad Ali Irsyad, the founder of dayah Darussaadah. The research aimed to know kinds of teachers and student " s ethical behavior in the kitab, teachers and student " s understanding toward the teachers and student " s behavior regarding to kitab Khulq 'Aẓim, and their implementation toward the content of the kitab. Moreover, this field research conducted by using qualitative approach in descriptive method at dayah Darussaadah which affiliate to Faradis, Kecamatan Panteraja, Kabupaten Pidie Jaya. Resources of the data are kitab Khuluq 'Aẓīm, teachers and students in dayah Darussaadah. The data was collected by interview and observation. The instrumen of the data collection was interview sheet and observation sheet. Result of the research had shown that numbers of ethical behavior for teachers were 16 kinds of rules, and 24 kinds of rules for students " ethical behavior. In conclussion, a large of number dayah member " s are understood and implementated the ethical behaviors that containing in kitab Khuluq 'Aẓīm, although many of them have any difference comprehences. A. Pendahuluan
rangkuman kitab ta lim muta alim