puisi kehidupan di pondok pesantren
Berikutini adalah puisi tentang kehidupan Pesantren dengan judul puisi pondok pesantren cintaku . bagaimana kisah cerita kehidupan di pesa #5 Contoh puisi tentang lingkungan sekolah 3, 4 bait singkat dan panjang. Kumpulan contoh puisi tentang lingkungan sekolah 3.4 bait singkat dan panjang. Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang
CerpenSantri Zaman Now. Santri adalah sebutan bagi mereka yang menjalankan pendidikan agama Islam di Pondok (Pesantren). Umumnya mereka tinggal di sana tidak pulang ke rumah selama sebulan sekali. Tetapi ada juga yang seminggu sekali pulang.Cerita ini diambil dari kisah nyata seorang santri. Baca juga : Kisah lucu Si Kabayan Ngala Tutut.
Dalamkehidupan, kita tak selamanya akan bahagia. Adakalanya, kita akan merasakan kesedihan. Namun, kebahagiaan akan hadir untuk menghapus kesedihan. Dalam kehidupan, terkadang kita harus mengalah. Mengalah walaupun sebenarnya kita benar. Karena, mengalah itu bukan berarti kalah. Dalam kehidupan, terkang kita akan merasa kehilangan
Mann Sagt Immer Wieder Treffen Ab. Guruku Oleh Tiala Megasari, VIII B Oh Guruku... Aku sangat berterimasakasih Atas jasa – jasamu Yang telah mengajariku Dari aku tidak bisa sampai aku bisa Oh Guruku... Kau akan selalu aku kenang dalam hidupku Sebagai tanda terimakasihku Kepadamu oh Guruku.. Oh Guruku... Maafkanlah muridmu ini Yang ketika guru menerangkan Muridmu tidak memperhatikanmu Oh Guruku... Maafkanlah muridmu ini Yang ketika Guru menerangkan Aku bercanda Ayah Oleh Selvi Rahmawati, VIII B Ayah... Aku rindu padamu Aku rindu semua kenaganmu Seandainya Ayah masih ada Didalam bumi ini Ayah... Tanpa Engkau Aku tidak bisa berbuat apa – apa Dan tanpa Engkau Tidak ada yang mencari nafkah Aku rindu padamu Ayah Bertahun – tahun sangat merindukanmu Aku disini hanya bisa kepada Allah SWT Semoga Engkau disana baik – baik saja Aku Oleh Fika Rahayu, IX B Aku anak santri Yang Insyaa Allah bisa mengaji Karna dididik oleh Bapak K. H. Yadi Suryadi Yang kini tinggal di Koposari Aku masuk kesini Karna kemauan sendiri Keinginanku dan keluargaku Ada yang tahu tentang Ilmu yang bermutu Aku ingin menjadi anak kebanggan keluargaku Dan aku ingin menjadi anak yang Shalehah Shalat Ashar aku sering terlambat Kadang aku tak semangat Tetapi aku juga takut Tidak selamat di Akhirat Kata Pak Ustadz aku harus segera Taubat Pesantren Oleh Pannisa Putri, VIII B Di Pesantren... Buat apa kita disini Untuk apa kita disini Kita disini buat membanggakan orangtua kita Disini kita mencari Ilmu Menuntut Ilmu Agama kita lebih mendalam Kita disini berhijrah karna Allah SWT Berjuang demi masa depan Dengan teman seperjuangan kita Di Pondok ini... Di Pondok Pesantren Darussalam Koposari ini... Kita hidup untuk belajar mandiri Menyetrika, mencuci baju sendiri Makan sendiri mandi pun sendiri Disini dikita selalu diatur oleh banyaknya peraturan juga mahkamah Mahkamah Nazhafah, mahkamah ubudiyah, ta’lim, amni dan lugah Pertanda Ia ciri orang yang sukses Karna orang sukses itu selalu diuji oleh Allah SWT Oleh sebab itu kita harus Positive Thinking Dalam sebuah masalah, disini... didada ini... Di Pondok Pesantren Darussalam Koposari yang kami cintai Yang mottonya “Cangkir Berdasi” Kencang Berfikir Berpacu dalam Prestasi Perpisahan Oleh Septia Sakinatul Kirom, VIII B Perpisahan... Membuat dadaku sesak tertahan Tatkala ingat kebersamaan Yang tersimpan dalam sebuah kenangan Perpisahan... Penuh rasa kehilangan Memori tersedih dalam kehidupan Peristiwa yang sangat menyedihkan Perpisahan Sekolah... Didalamnya banyak sekali kenangan Indah Mata menangis tanpa diperintah Tangisan keras yang tak bisa ku cegah Perpisahanku... Terjadi setelah Aku dan Temanku Berphoto bersama Guru Lalu kami pergi untuk meninggalkan sekolah yang dulu Dan berjalan menuju sekolah baru Pertemuan setelah perpisahan Rasanya begitu menyenangkan Setelah tak bertemu bertahun – tahun Pertemuan yang diiringi pelukan Perpisahan Oleh Syifa Salsabila, VIII B Perpisahan... Betapa berat hati ini meninggalkanmu Betapa berat diri ini melupakanmu Dan betapa berat jiwa ini pergi darimu Perpisahan... Bukanlah sesuatu kegagalan Bukanlah suatu penyesalan Karna perpisahanlah yang membuat Kita menjadi dewasa Ya Tuhan... Mengapa kau ciptakan perpisahan ini Disaat kita bersenang – senang Disaat kita bergembira Distiulah kenangan tak bisa kulupakan Perpisahan... Ku jadikan kau kenanganku Ku jadikan kau albumku Karna kaulah akhir dan segalanya untukku Kenanglah perpisahan ini Dan janganlah kau lupakan sampai akhir hayatmu Karna perpisahan yang membuat dirimu setia Terimakasih teman karnamu perpisahan ini takkan bisa kulupakan Bunda Oleh Putri Fitriyani, IX B Bunda begitu besar jasamu Betapa mulianya dirimu Begitu besar pengorbananmu Dalam membersarkan dan mendidikku Kau pun rela menjagaku dalam keadaan sakit Kau pun tak peduli atas semua yang kau lakukan Demi anakmu yang kau sayang Saat ku jauh dari jangkauan Relung kasih mu dan sayang Saat ku jauh dalam sentuhan Doamu kau sertakan Terimakasih Bunda atas jasa – jasamu Ayah Oleh Nabila Nur Fadhila, IX B Ketika aku mulai beranjak dewasa Perlahan aku mulai mengerti apa yang saat ini kurasa Betapa lemahnya diriku dengan suasana Dan kumulai sadar Inilah arti kehidupan Yang dipenuhi kesedihan dan cobaan Ku berteriak pada alam Dimana Ayah sekarang Aku iri dengan teman – teman Yang selalu bercanda riang dan tersenyum senang Ayah... Kasih sayangmu yang kurindukan Pelukmu yang kudambakan Bahkan senyummu yang selalu terbayang dalam fikiran Ku berharap kau hadir kembali dalam kehidupan Hidupku sepi tanpa kasih sayang Tanpa sosok dirimu sang penerang kehidupan Inilah jeritku wahai kawan... Seorang anak yatim yang merindukan Selimut ketenangan AkuOleh Aulia Rahmawinada, VIII BAku hanya seorang biasaAku bukanlah apa - apaTapi karna keberanian aku bisaDalam hidup harus berani mencobaAku hanya seorang biasaTanpa mencoba hidup sia - siaAwalnya aku tak berani mencoba Karna takut kegagalan menerpaTapi setelah aku mencoba Hasilnya memang tak seberapaTapi aku senangKarna telah berani mencoba
5 Puisi Ulang Tahun Pondok Pesantren Tak terasa Hampir seperempat lebih kau berkiprahUntuk kami, dan bangsa iniDua puluh sembilan tahun menjadi sejarahMengemban tugas juga amanahTak terasa,Begitu banyak sudah keringat yang engkau keluarkanPerjuanganmu mencetak generasi islamiPenuh rintangan dan duriWahai Fatchul UlumkuBangunan sederhana ini menjadi saksi bisuDalam kami mencatat ilmuLantunan ayat Al-Qur’an menggugah imanLantunan sholawat menggema setiap saatSelamat milad Fatchul UlumkuSemoga kiprahmu abadi selaluEngkau menjadi jembatan kamiUntuk meraih semua mimpi-mimpiTerimakasih Fatchul UlumkuAtas jasa dan juga ilmumuEngkau yang selalu mengajari kamiApa itu arti mandiriDarimu aku bisa mengenal huruf hijaiyyahNun mati bertemu ya’, idghom bighunnahNun mati bertemu lam, idghom bilaghunnahDan, nun mati bertemu ba’, itulah bacaan iqlabDibalik tembok itu Aku dikenalkan tauhid, shorof dan juga nahwuDidalam kamar ituAku dikenalkan dengan teman-temankuTepat dihari yang istimewa iniAku coretkan ungkapan hatiBetapa hidup ini menjadi berartiAtas bimbingan dan do’a kyaiDari santri untuk Negri Puisi 2"Selamat Ulang Tahun Abahku Tersayang"Tak terasa waktu terus bergantiKiprahmu pun slalu dinantiAsa juangmu tanpa hentiMembangun umat menjaga negeriSelamat ulang tahun abahku tercintaSemoga panjang umur berkah maslahatSehat manfaat membimbing umatRidlo Ilahi kan slalu mengirimuSelamat ulang tahun abahku tersayangKami selalu menyayangimuKami slalu bangga padamuNegeri inipun slalu mengagumimuAbahku tercintaKami selalu mendoakanmuKami slalu mendukungmuKami slalu iringi langkah perjuanganmuAbahku tersayangPerjuangan mu selalu berhargaBimbinganmu menjadi penataNasihatmu slalu membahanaKepemimpinanmu slalu di dambaSmoga Allah slalu menjagaMenjadikanmu hambaNya yg slalu dicintaMelimpahkan segala RahmatNyaUntuk Abahku KH. Ma'ruf Amin sang ulama yg slalu berjuang membimbing dan membangun umat, bangsa, dan 3dirgahayu sekolahkudirgahayu sekolahku.....terimakasih atas jasa jasamuyang telah membantu kumembantuku untuk menimba ilmudirgahayu sekolahkutaktersa waktu terus begantitakterasa dirimu telah tuaberiring jalannya waktu kau menuntunkudisinilah semua terjadiada keluh kesahtangis sesaldan riu ria. semua warga sekolahsekali lagi kuucapkanDIRGAHAYU SEKOLAHKUPuisi 4Cahaya ilmuBerbagai tunas bangsa kau cerdaskan Bermacam kebodohan pula kau hapuskanKau lah sumber cahaya ilmu abadiSampai kapanpu takkan pernah matiSekolahku kau kan ku rangkai dilubuk hatiMenhjaga nama baikmu adalah janji suciTerang cahayamu ku telusuri walau jalan berduriTetesan ilmumu membentuk kepribadian yang hakikiLentera hati mendo’akan pengapdianmuMenembuskan cakrawala kehidupan tanpa batasSemoga langkahmu semakin lebih baikSebuah ucapan ulang tahun ku persembahkan untuk sekolahkuPuisi 5Satu satu langkah tertitiBerjalan pada tapak tapak keikhlasanMunuju arah meghidupkan obor kecerdasanMeninggalkan gurat keikhlasan...Satu satu langkah tertitiSilih berganti,Pengabdi tiada usaiDidik tunas muda, tanamkan bekal kehidupan, Untuk rasanya kelak,Untuk asin, pahit, manis, asam nya rasa jadikan perlahan, tempah nafas perjuangan,Bentuk karakter hidup, untuk dapat titian titian baruBukan lah sedikit, juga tidaklah terlalu adanya,Diusia mudamu empat puluh delapan tahun,Gedung membisu,Guru bertauladanAnak beriak canda tawaSekuriti tegak berdiriOrang tua ikut berbisikSemua mengelora menjadi saksiSaksi buat lakumu telah para pengabdi, saksi tempat mencari,Saksi yang lama hilangkan abdi kata tuk berhentiBentuk diri menjadi bakti tidaklah cukup,Kata bukanlah nada,Lagu pun diam tersipu malu,Puisi bukankah syair,Tuk lukiskan betapa engkau telah menjamu menyiram,Hidupkan jamur jamur penghias tawa, tangis, tercampur torehkan diri hadikan haru...Satu satu langkah tertatih...Bisunya diri tuk menjerit ucap riang tak salam bahagia kami
puisi kehidupan di pondok pesantren